Pendakian Pertamaku ke Gunung Gede

Bogor – Wisata gunung, seharusnya menjadi pilihan kesekianku apabila dibandingkan dengan pantai. Pengalaman pertama menikmati keindahan gunung saat saya berkunjung ke Gunung Bromo yang berada di Jawa Timur. Wisata Gunung Bromo bukan merupakan aktivitas mendaki gunung, hanya memandang keindahan Gunung Bromo yang berdiri kokoh diatas awan dan terlihat sangat indah saat sunrise.

Sebagai selingan liburan yang berbeda sekaligus menambah pengalaman akhirnya saya bergabung dengan teman yang ingin mendaki Gunung. Gunung Gede Pangrango, menjadi tempat dimana aku mendapatkan pengalaman pertamaku mendaki gunung sekaligus camping. Dengan bergabung bersama delapan orang lainnya akhirnya kami mendaftar untuk pendakian kami ke Gunung Gede.
Sunset di Puncak Gunung Gede
(backgroundnya Gn.Pangrango)
Awal Pendakian
Pendakian pada sabtu itu, 13 September 2014, ternyata kita bersamaan dengan banyak pendaki lain dan ada acara lomba kebut gunung. Perjalanan menjadi terasa ramai dan menyenangkan karena kita akan selalu bertemu dengan para pendaki lain selama perjalanan.

Baru beberapa saat dari pos pendakian, melewati jalanan bertangga dan belum banyak tanjakan yang berarti, kepala terasa berputar, pandangan mulai kabur, dan wajah mulai memucat. Sempat minta istirahat sebentar sambil menengok kebawah, “Sudah jalan seberapa jauh ya? pengen turun aja ah daripada semakin keatas nanti semakin merepotkan temen lainnya” kataku dalam hati.

“Makan dulu, tadi sudah makan belom?” tanya seorang teman. Akhirnya kita beristirahat sebentar sambil menyantap burger McDonalds yang tadi kita beli. Minum cukup air dan kepala sudah tidak terasa berputar kita akhirnya melanjutkan perjalanan pendakian.
Mendaki gunung tidak hanya dibutuhkan kesiapan fisik sebelum pendakian, tetapi mental juga harus disiapkan untuk mencapai puncak. Jika kita berpikir ingin berenti sebelum sampai puncak maka semangat pun hilang dan itu lebih buruk walaupun sudah menyiapkan fisik sebelum mendaki.
Perjalanan Melewati Jembatan Menuju Puncak Gede
Sesekali sambil beristirahat di perjalanan pendakian, kami bertemu dengan para pendaki lain yaing saling menyemangati.
“Semangat.. Semangat.. 30 meter lagi” Seru pendaki lain yang ternyata baru aku tau diakhir perjalanan, itu hanya kata-kata PHP untuk menyemangati kita menyelesaikan pendakian, padahal masih jauhh.
Sumber air Panas
Melewati jalanan berbatu dan menanjak, jembatan, dan akhirnya kita harus melewati sumber air panas dengan suhu 70 derajat Celcius. Disini kita harus berhati-hati karena jalanannya yang licin dan suhu airnya yang panas.
Saat melangkah melewati jalan yang menanjak, saya hanya menunduk sambil tetap melangkah tanpa melihat keatas karena saya tau mental saya sebenarnya tidak cukup besar untuk mendaki. Selalu ada rasa ingin berenti dan turun lagi menuju pos awal pendakian. Tapi disitulah seni dari pendakian gunung yaitu kita tidak tahu sudah berapa lama kita berjalan, sudah seberapa jauh kita melangkah, dan kita hanya memiliki pilihan untuk melanjutkan perjalanan sampai selesai.
Spot pertama untuk istirahat cukup lama yaitu di Kandang Batu. Disana banyak pendaki yang mulai mendirikan tenda dan ada beberapa dari mereka yang memutar musik dengan speaker sambil memasak.
Kita tidur-tiduran sebentar, makan, dan akhirnya lanjut lagi menuju spot kedua untuk berhenti cukup lama yaitu Kandang Badak.
Istirahat di kandang badak
Dari 9 peserta dalam 1 regu kita, kita di pandu oleh sang Ketua, Harris dan Adit yang sudah lebih pengalaman mendaki gunung. 
Masih lama ni Dit? Pertanyaan yang sama di tiap tanjakan yang melelahkan.
Dan dengan jawaban yang selalu sama, Engga kok dikit lagi tu depan sudah hampir sampai.

Dikit kenapa ga sampai-sampai ya ini? Rasa ngos-ngosan, capek, sudah mulai membuat aku bosan berjalan.
Akhirnya si Ketua memberi semangat kita-kita
bentar lagi sudah sampai puncak, tu liat ke atas, sudah ga kelihatan pohon-pohon, awan terlihat semakin jelas. Berarti kita sudah berada di dataran tertinggi dan akan segera sampai  puncak!

Semakin keatas, medan jalan yang kita lalui semakin curam. Tanjakan yang dilewati juga semakin menguras tenaga. Dengan sisa semangat akhirnya aku dan yang lain tetap berjalan sambil sesekali beristirahat.

Sampai di tikungan terakhir akhirnya kita harus melewati tantangan terakhir yaitu Tanjakan Setan.

Tanjakan ini bikin semangat yang hanya tersisa sedikit seketika habis karena melihat medannya yang curam dan harus menaiki bebatuan dengan bantuan tali yang terikat di ujung pohon di atasnya.
Tanjakan Setan
Tanjakan Setan
Setelah melewati tanjakan setan, akhirnya aroma belerang mulai tercium dari kejauhan. Sudah tidak sabar melihat keindahan puncak Gunung Gede dan akhirnya kita sampai di Puncak bertepatan dengan momen sunset.
Puncak Gede 2958 mdpl

Saat langit mulai menggelap, kita buru-buru foto dengan background Gunung Pangrango dibelakang kita. FYI buat yang belum tau karena aku baru tau setelah di puncak juga. Ternyata Gunung Gede dan Pangrango itu adalah Dua Gunung yang berbeda. Gunung Pangrango sendiri ketinggiannya sekitar 3000an mdpl.

Setelah selesai berfoto-foto, kita bisa melihat pemandangan kota dari Puncak Gunung Gede di Ketinggian 2958 mdpl. Tapi kita tidak lama di Puncak karena perjalanan masih harus berlanjut untuk menuju alun-alun Surya Kencana tempat dimana kita akan mendirikan tenda dan bermalam.

Pemandangan kota dari Puncak Gn. Gede
Sampai di alun-alun surya kencana sekitar pukul 19.30 dan udara di sana sangat dingin. Setelah tenda selesai terpasang, kita semua bersembunyi didalam sleeping bag. Udara malam hari semakin dingin dan kita bersama dalam satu tenda. Sampai akhirnya sekitar pukul 21.30 malam perut mulai lapar akhirnya dengan kedinginan kita memasak bersama sambil menyeduh susu hangat.

Ditengah-tengah kerempongan sambil mengeluarkan bahan makanan untuk dimasak, Vivi mengeluarkan lilin angka 5 dan cupcakes dari dalam tas. Lalu memberikannya untuk aku dan ko Yudi sambil mengucapkan Happy Anniversary, kebetulan beberapa hari sebelum naik gunung kami merayakan anniversary yang ke 5 🙂

Mendaki gunung membutuhkan banyak keperluan untuk dibawa, perjalanan panjang yang melelahkan dan ditengah-tengah dinginnya malam di dalam tenda, bahkan untuk bergerak makan saja badan terasa malas karena dingin di malam itu, tetapi dua temen kita, Vivi dan Harris masih menyempatkan untuk memberikan kejutan kecil untuk kita. I’m so thankful to have you, guys!

Minggu, 14 September 2014

Nasi Uduk . . . Nasi Uduk . . .

Teriakan seorang bapak penjual nasi uduk membangunkan kita di pagi itu. Penjual nasi uduk mulai berkeliling menawarkan nasi uduk pada para pendaki.

Entah kapan si bapak mendaki ke puncak untuk menjajakan dagangannya. Tiba-tiba terbayang rute perjalanan menuju puncak kemarin dengan penuh keluhan capek, lama, dll lalu melihat seorang bapak penjual nasi uduk yang pastinya tidak mungkin beliau tinggal gunung. Membayangkan semangatnya mencari uang dengan berjualan nasi uduk di pagi hari dan harus mendaki gunung.

Setelah kita membeli nasi uduk, kita menikmati pemandangan di alun-alun Surya Kencana karena semalam saat kita sampai sudah terlalu malam.

Suasana di sekitar tenda

Hamparan savana yang luas dengan pemandangan bukit berwarna hijau cerah.
Banyak tenda berwarna – warni yang berdiri menghiasi alun-alun Surya Kencana pagi itu. Setelah berfoto-foto kita menyiapkan bahan yang akan dimasak untuk makan pagi sambil menyeduh susu hangat.

Setelah matahari mulai meninggi kita berberes sebelum melanjutkan perjalanan turun. Masing – masing dari kita membereskan barang bawaan masing-masing sambil membersihkan bekas masak memasak kita. Ingat! sekecil apapun sampah bawaanmu, kamu harus membawanya turun. Selain itu kalian dilarang menggunakan bahan-bahan kimia seperti sabun, shampo, dan sejenisnya di area gunung karena akan mencemari lingkungan alam gunung.

Full Team

Setelah semua siap akhirnya kita melanjutkan perjalanan turun melalui jalur Gunung Putri yang katanya jaraknya lebih pendek.Sebelum perjalanan turun kita melewati bunga-bunga edeilweiss.

Bunga Edelweiss
Hamparan Edelweiss

Sambil sesekali foto di hamparan edelweiss kita melanjutkan perjalanan turun sambil mengabadikan gambar selama perjalanan turun. Perjalanan turun melalui Gunung Putri terasa lebih seru dengan track yang tidak terlalu susah daripada pendakian kemarin.

Jangan tinggalkan sampahmu di gunung, jangan gunakan sabun di gunung, jangan ambil apapun dari gunung. Jadilah pecinta alam bukan sekedar penikmat keindahan alam tanpa berusaha membantu menjaganya!


Notes :

Pendakian ke Gunung Gede harus melalukan registrasi online terlebih dahulu di web resmi

> Website Gunung Gede

Tagged : / / / / / / / /

Pantai Pangandaran

Pangandaran – setelah puas main dan foto-foto di Green Canyon akhirnya kita melanjutkan perjalanan ke pantai pangandaran. Sebelum bermain-main kita check in di hotel yang udah kita book by phone.

Nama hotel tempat kita menginap adalah Hotel Mustika Ratu. Kamar di hotel ini lumayan besar. Harga per malamnya IDR 350.000 dengan kapasitas 5 orang. di dalam kamarnya ada 2 kasur besar berukuran 160, AC, dan ada kamar mandi. Dan ruangan di luar kamar ada kasur single 1, meja kursi TV, dan 1 kamar mandi. Jadi kasur di ruangan luar di kamar bisa dipakai sama sopirnya.

Setelah merapikan barang, kita berjalan menuju pantai timur untuk makan siang, makan seafood. Kita belum ada rekomendasi restaurant yang enak disana jadi waktu itu asal pilih aja dan kebetulan harga nya lumayan dan rasa masakannya enakkkkk namanya RM Risma.

RM Risma Pantai Timur Pangandaran

Di luar rumah makan ini ada macam-macam udang, kerang, kepiting, dan berbagai seafood yang masih mentah jadi kita bisa memilih sendiri. Tapi jangan lupa tanya harga nya ya. Karena udang misalnya, harganya berbeda-beda dan bervariasi. Tapi jangan khawatir, harga yang disebutkan tersebut bukan untuk harga mentahnya, jadi sudah termasuk memasak sampai matang.

Kalau pengen lengkap mendingan pesannya sedikit-sedikit tapi bervariasi. jadi tidak harus per macam 1kg. Menu favourite versi ku yaitu cumi goreng tepung. Cumi nya di potong kecil-kecil dan gorengnya kering enak bangettt.. wajib dicoba! bisa buat camilan juga lhooo hehehehe *rakus*

Pantai Timur Pangandaran

di Pantai Timur ini ada macam-macam permainan water sport seperti di Bali, dengan harga yang lebih murah. Waktu itu kita main di Raymond Watersport dengan paket harga per orang IDR 100.000 per orang dan mendapat 3 permainan. Jangan lupa menawar kalau mau menyewa water sport ini karena waktu itu saya juga dikasi harga IDR 125.000

Pantai Timur

Nampang dulu sebelum main air

ada 3 permainan yang kita dapat, tapi pada dasar nya permainan ini sama, cuma beda bentuk ban yang mengangkut kita aja. Permainannya mirip seperti banana boat dengan versi bentuk yang beda aja, di pangandaran adanya bentuk hiu hahahaha

Ban model Donnut
naik kupu-kupu tapi ga ada sayapnya

hiu di pangandaran

Kalau ga mau basah-basahan request aja sama bapaknya jangan di jatuhin. Bapaknya ini baik bangetttt namanya pak Sarman. waktu itu si Nora udah ketakutan karena ga bisa renang dan takut kalau jatuh (walaupun udah pake life jacket) terus dia cuma naik 2 permainan, tapi bapaknya menawarkan lagi buat naik dan janji bakal ditarik pelan-pelan dan ga mungkin jatuh hahahahaha baik banget kannn pdhal jatahnya cuma 3 permainan dan 3 putaran saja.

Kalau mau langsung datang kesana cari aja Raymond Watersport atau bisa juga tanya ke Pak Sarman ini  085 324 828 269.

Setelah selesai bermain, kita langsung kembali ke penginapan. Tapi sebelum kembali ke hotel, kita mampir dulu ke Pantai Barat yang letaknya dekat dari hotel kita.

Pantai Barat (Pantai Pasir Putih) Pangandaran

di Pantai Barat pas kita lagi sampai, ada mas-mas yang menawarkan kapal sewaan untuk menyebrang ke pasir putih yang ada di Pantai Barat ini. Sebelumnya kita ga kepikiran buat kesana karena memang sudah berencana esok hari aja main-mainnya lagi. Setelah berpikir menghemat waktu, takut kalau besok pagi keburu-buru dan akhirnya malah batal, akhirnya sore itu kita menyebrang ke Pantai Pasir Putih. Harga sewa kapalnya IDR 100.000 per kapal untuk PP ya.

Kegiatan yang bisa dilakukan di Pantai Pasir Putih ini adalah Snorkling. Tapi jangan mengharap lebih ya hahahaha karena karang-karang disini semua berwarna coklat dan kedalamannya cuma sekitar 1 meter saja. yahhh daripada ga ngapa-ngapain kita sewa alat snorkling dengan harga IDR 30.000 per orang.

Biar lebih jelasnya, ni aku upload video underwater di pasir putih ini. Daripada cuma foto, biar lebih jelas hihihihi

Pas sampai disana udah jam 17.00 jadi kita cuma bentar banget buat main-main karena harus balik lagi nyebrang takut kemalaman. Sebelum balik, pas lagi sunset sempetin dulu foto-foto hahahaha kan liburan tanpa pic itu hambar

Dikejar Dugongggg

Setelah pulang dari main di pantai barat, kita pulang untuk mandi dan makan malam. Setelah itu acara jalan-jalan ga tau mau kemana hehehe buat acara sendiri daripada pergi liburan cuma buat tidur.

akhirnya kita jalan-jalan di sekitar penginapan untuk bermain lampion, lebih tepatnya menerbangkan lampion. si Pak supir kita menawarkan buat muter-muter naik mobil daripada jalan biar bisa lebih jauh aja jangkauannya hehehe

Lalu kita berenti entah dimana yang lumayan luas itu untuk main-main lampion. Biar kaya di film-film gitu romantis-romantisan, make a wish terus di terbangin deh lampionnya hahahaha

Two is better than one cieeeeeee
biarkan cinta kita menghiasi gelapnya malam uhuk

Minggu pagi, alarm bunyi jam 07.00 pagi tapi karena males akhirnya kita semua baru bangun jam 08.00 pagi. Siang itu kita akan pulang dari pangandaran kembali ke jakarta. jarak yang ditempuh teorinya sih 8jam perjalanan tapi kalau macet ya bisa lebih dari itu.

Sebelum pulang kita jalan-jalan lagi ke pantai barat, Pagi itu sangat ramai anak-anak yang bermain air. Tapi kita sibuk dengan foto-foto narsis sendiri.

L.o.V.e

Merasa waktu masih cukup, akhirnya kita memutuskan untuk bermain air lagi dengan menyewa papan seluncuran. Tapi bukan papan surfing yaaaa hahahaha ini cuma seluncuran dari gabus tebal dan kita bisa sampai ke pinggir pantai dengan dorongan ombak yang besar. Atau kalau badanmu besar, mungkin ombak ga kuat mengantar kamu ke pinggir pantai hahahahaha

Papan Seluncur kita

Semacam dugong yang terdampar 

Hotel, Villa, Resto Mustika Ratu

Jalan Kalen Buaya No. 11
Pangandaran 46396
Jawa Barat, Indonesia
Telepon : 0265 – 639730

http://www.hotelmustikaratu.com

Green Canyon

Green Canyon Bosen di jakarta dengan rutinitas weekend cuma jalan-jalan ke mall atau keluar kos cari makan, akhirnya kita ber-4 ngerencanain pergi ke Pantai Pangandaran. Pangandaran terletak di Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. 

Untuk memudahkan berpergian di pangandaran, kita sepakat untuk pergi dengan menyewa mobil selama 2hari. Karena pertimbangan transportasi yang kurang fleksibel jika kita berangkat dengan travel atau angkutan umum lainnya. Biaya sewa mobilnya IDR 500.000 belum termasuk bensin dan uang makan supir yaa. 

Jumat malam kita janjian dengan supir untuk dijemput jam 21.00 malam agar tidak memakan waktu perjalanan kalau kita mulai jalan baru pagi hari. Jadi jam 9.00 PM dari jakarta kita melaju ke pantai pangandaran. Pukul 6.00 pagi kita sudah memasuki daerah pangandaran. Dan sempat tersesat untuk menemukan jalan ke Green Canyon dan harus melewati jalanan yang rusak, akhirnya kita sampai disana pukul 08.00 pagi.

Kapal yang kita sewa untuk menyebrang


Kalau di Amerika punya Grand Canyon, di Indonesia punya Cukang Taneuh yang lebih dikenal dengan nama Green CanyonTempat ini menjadi tujuan pertama yang kami kunjungi. Green Canyon ini terletak di desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat. 
Disana kita ditawarin untuk sewa kapal saja dengan harga IDR 125.000 atau body rafting dengan harga IDR 200.000 Karena harga body rafting waktu itu tidak bisa ditawar akhirnya kita cuma sewa kapal saja hehehe

View di Green Canyon

waktu kita sampai disana masih sangat sepi, belum ada pengunjung lain jadi bisa foto-foto dulu pas sepi. Tapi ga berapa lama tiba-tiba ada rombongan orang lain dengan beberapa kapal jadi narsis nya terganggu dehhh. 
Tali yang ada di foto itu untuk yang pada body rafting jadi renang dan jalurnya melewati itu.

Arusnya segerrrr kalau mau main air

Setelah foto-foto dan hanya dikasi waktu si pemilik kapal 20 menit akhirnya kita balik lagi. Pemandangan disini serba hijau. Pepohonan Hijau, daun-daun berwarna hijau *ya iya lahhhh* dan airnya pun berwarna hijau jernih. Kita beruntung waktu datang kesini airnya sudah hijau lagi, karena kata bapak yang mengendalikan kapal yang kita sewa, beberapa hari sebelum kita kesana air nya keruh coklat akibat hujan deras setiap harinya.


Foto dulu mumpung masih di kapal


Jadi mungkin buat kalian yang ingin kesini biar lebih puas mendingan sekalian body rafting karena durasi waktunya lebih lama, jadi main airnya pasti lebih puassss.